Sunday, October 4, 2009

Selokan Bisa Jadi Sumber Listrik

Selokan Mataram mempunyai potensi besar untuk pengembangan energi terbarukan berupa pembangkit tenaga listrik dengan kincir roda air atau Kincir Ismun. Kincir ini dikembangkan oleh Ir Ismun Uti Adan alumni Fakultas Teknik (FT) UGM atas dorongan Prof Dr Ir Indarto MSc yang waktu itu Ketua Jurusan di FT-UGM sekarang Dekan FT-UGM.
Menurut Ismun, tahun 2001-2002 Prof Indarto dan FT-UGM mencarikan dana riset melalui Riset Unggulan Terpadu (RUT) VIII FT-UGM. Pada tahap I melakukan riset laboratorium diikuti tahap II riset lapangan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Pada ujicoba pertama di Sungai Kapuas itu ternyata gagal. ”Untung pada waktu itu tidak disaksikan Bupati atau Gubernur,” ujar Ismun Uti Adan, Sabtu (26/1).
Kegagalan itu tidak menyurutkan semangat riset dan saat merenung itu Ismun melihat jendela nako rumahnya yang kemudian menjadi inspirasi Kincir Ismun yang kemudian mendapat hak paten nomor ID 0007984. Sambil berdoa kepada Allah SWT akhirnya kincir roda air sudu bergerak terwujud dan sudah diuji coba di Selokan Mataram. Tepatnya di Dusun Kadipiro, Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan,Sleman.
Kincir roda air sudu bergerak ini berdiameter 4×5 meter ini menghasilkan tenaga listrik 5.000 watt. Semakin besar diameter kincir semakin besar tenaga listrik yang dihasilkan. Semakin deras arus yang menggerakkan roda air ini, tegangan listriknya meninggi. Kincir roda air sudu bergerak dengan sistem ‘nako’ temuan baru, artinya sudu (lembaran atau lempengan seng-logam) itu menutup ketika tertimpa arus.
”Pada saat sudu berputar yang terlepas atau bergerak (seperti nako) itu terlepas atau kawir-kawir, sehingga tidak membawa beban yang mengakibatkan perputaran roda air lebih ringan dan lancar. Ismun mengaku riset itu dilakukan sudah lama ketika masih tinggal di daerah asalnya, Kalimantan Barat dan baru berhasil pada 2004 setelah mengalami berbagai kegagalan.
Uji coba yang dilakukan di Dusun Kadipiro menghasilkan pembangkit listrik 5.000 watt. Keberhasilan itu atas dukungan seluruh warga dusun dengan gotong royong. Untuk mendapat arus listrik yang lebih besar, masyarakat berusaha membuat aliran air Selokan Mataram fokus pada roda air, sehingga berputar lebih kencang dengan menghasilkan tenaga pembangkit lebih besar.Masyarakat Desa Margodadi yang diwakili kepala desanya berharap Selokan Mataram yang melintasi Desa Margodadi ini tak sekadar untuk ujicoba, tetapi kincir roda air sudu bergerak ini benar-benar dipasang di Selokan Mataram, sehingga memberi manfaat bagi masyarakat di desa ini. Kincir air ini merupakan energi terbarukan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna.
”Kalau kincir angin sudah lazim, tetapi untuk kincir air di dunia mana pun belum ada, sehingga pejabat yang mengurus hak paten inipun dengan supercepat mengusahakan hak paten untuk kincir roda air ini. Karena tidak punya biaya untuk mendapat hak paten diberi gratis, dan untuk kincir air diameter 4×5 meter ini menghabiskan dana Rp 350 juta,” ujar Ismun.
Dekan FT-UGM Prof Indarto ketika menyaksikan ujicoba kincir air menanggapi permintaan warga agar mendapat kincir air akan diusahakan lewat pengabdian kepada masyarakat kerja sama dengan Pemkab Sleman dan PLN. Kincir air Fakultas Teknik UGM ini menurutnya pesanan dari Pemprop Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo. (Adhisoepa)-b
Sumber:
http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=150576&actmenu=35

1 comment:

  1. Senang mendengar kemajuan pemikiran tentang energy alternatif. Coba deh lihat di www.gravitypower-generator.blogspot.com , di ssana ada keterangan dan tenaga gravitasi yg sudah bisa dirubah menjadi electrik dengan daya besar.

    ReplyDelete